­
­

Lolos LPDP :))

By Arihanaova - September 29, 2018

Alhamdulillah akhirnya bisa post something berfaedah disini :))

Sesuai dengan judulnya, alhamdulillah saya berhasil lolos keseluruhan proses seleksi LPDP 2018. Yeeey!

Jadi kali ini saya ingin berbagi pengalaman. Semoga bisa bermanfaat.

Sebenarnya di luar sana udah ada banyak banget yang bahas tentang tips and tricks lolos LPDP. Jadi saya akan lebih ke cerita pengalaman pribadi aja yaa. Cerita tentang apa aja yang saya lakukan sampe bisa di titik ini.

Baiklah. Hal pertama adalah, NIAT. 

Saya yakin, kalo niat udah bener, isnyaalloh nanti akan dimudahkan jalannya. Jangan sampe ikut LPDP biar bisa pamer, kalo dapet nanti bisa jalan-jalan, foya-foya, apalah. Jangan sampe! Udah, hal-hal kayak gitu tanpa diniatin juga nanti bakal kelakon sendiri.

Jadi atur niat sungguh-sungguh lillahita’ala untuk menuntut ilmu, cari pengalaman, biar bisa jadi orang bermanfaat untuk tanah air (sesuai dengan visi misi LPDP), atau kalau nggak mau terlalu muluk yaa paling enggak jadilah bermanfaat untuk diri kalian sendiri.

Selanjutnya, USAHA. 

Dimulai dari cari tau, kepo tentang LPDP, apa aja syaratnya, gimana cara daftarnya, tesnya apa aja, gimana caranya biar bisa lolos, dsb. Kalian cari di google itu udah seabrek. Atau yang paling resmi ya di webnya LPDP (lpdp.kemenkeu.go.id). Untuk mekanisme seleksinya sendiri, hampir selalu ada perubahan di setiap tahunnya. Jadi silahkan itu dikepoin. Jangan kepoin mantan mulu, eh.

Kalau merasa info dari google kurang mantep, kalian bisa coba cari kenalan, barangkali ada tetangga, saudara, kakak tingkat, atau siapapun yang pernah ikut seleksi LPDP. Nggak masalah dia lolos atau enggak, kalian tetep bisa belajar dari pengalamannya. Kalau nggak nemu sama sekali, kalian bisa kontak saya. Jahhaha. Promosi tetep.

Oke. Usaha selanjutnya adalah mengikuti seleksi yang tentunya nggak gampang dan cukup melelahkan.

Mulai dari seleksi administrasi, kita udah harus pontang-panting ngurus berbagai macam persyaratan. Misal tes toefl, bikin essay, surat rekomendasi, surat bebas narkoba dan masih banyak lagi. Kalau pengalaman dari saya, pokoknya jangan menunda-nunda. Persiapkan dari jauh-jauh hari, biar masih ada waktu untuk cek ulang dan perbaikan dengan tenang dan nggak kemrungsung.

Setelah dinyatakan lolos seleksi administrasi, selanjutnya adalah seleksi berbasis komputer (SBK) yang terdiri dari; TPA (tes potensi akademik), soft competency, dan on the spot writing. Di seleksi ini kalian nggak akan bisa kalau cuma asal dateng, ngerjain, yang penting yakin. Eh nggak tau kalian gimana yaa. Kalau saya sih beneran harus belajar dan persiapan. Udah belajar aja skor saya ngepas banget sama passing grade, tapi yaa alhamdulillah.

Untuk SBK ini, LPDP kerjasama dengan BKN, dan soal-soalnya lumayan, bikin pusing. Tapi karena saya udah persiapan, dengan sering coba ngerjain soal TPA gitu, jadi saya lumayan santai pas tesnya. Untuk soft competency, saya nggak banyak mikir sih, tinggal jawab aja sesuai kenyataan. Kalau on the spot writing, kita dikasi sebuah essay gitu, tiap peserta beda pembahasan, kemudian disuruh untuk menanggapi.

Nah, setelah lolos SBK, selanjutnya yang paling menentukan adalah seleksi substansi yang terdiri dari; verifikasi dokumen, LGD (less group discussion), dan wawancara. Untuk verifikasi dokumen sih kalau data yang diinput saat seleksi administrasi itu beneran, nggak ada pemalsuan, yaudah aman. Tinggal dibawa aja ke tempat seleksi. Jangan sampai ketinggalan. Ya percuma dong yaa kalau nggak dibawa.

Terus untuk LGD, ini saya nggak begitu khawatir sama materi, karena toh kita bakal dikasi wacana singkat tentang masalah apa yang akan kita diskusikan. Jadi saya lebih fokus untuk menempatkan diri menjadi anggota diskusi yang baik. Beruntungnya waktu itu saya satu kelompok sama orang-orang yang.. enak pokoknya. Saling menghargai, melengkapi pendapat satu sama lain, nggak ada yang pengen kelihatan paling wah, dan alhamdulillah kami satu kelompok lolos semua. Terharu.

Kemudian yang paling mendebarkan adalah wawancara. Adapun pertanyaan yang ditanyakan saat wawancara ini adalah seputar data di formulir yang kita isi saat pendaftaran. Tentang latar belakang pendidikan, keluarga, rencana studi, tentang kepribadian kita juga, dll. Alhamdulillah sih saya nggak ada pertanyaan tak terduga yang aneh-aneh. Dan interviewer yang mewawancarai saya juga ramah-ramah, nggak bikin mental ciyut. Jadi saya bisa lancar jawab pertanyaannya.

Selesai semua proses seleksi, tinggal pasrah, banyakin DOA yang khusyuk sembari menunggu pengumuman akhir.

Nah, gimana? Gampang apa susah?
Buat saya sih, susah susah gampang. Saya pikir kuncinya ada di tiga hal ini; niat, usaha, dan doa.

Udah saya rasakan sendiri sih. Dengan niat baik, usaha-usaha yang saya lakukan jadi lebih mudah, mengalir aja gitu. Saya juga bisa jadi lebih mengontrol diri saya sendiri. Jadi nggak terlalu gugup saat tes, lebih tenang. Saya juga bisa lebih jujur untuk tunjukin diri saya apa adanya.

Hal penting juga; jujur dan tunjukin diri kita apa adanya. I mean, cukup kita tunjukin aja yang terbaik yang bisa kita lakukan, nggak usah sampai mengada-ada. Hal itu bisa bikin kita lebih menghargai hasil apapun yang kita dapat. Kalau lolos yaa alhamdulillah. Semisal pun nggak lolos, yaudah, berarti kita bukan orang yang dicari LPDP, jalan kita bukan disini. Atau kalau merasa belum menunjukkan yang terbaik dari diri kita, bisa coba lagi di seleksi berikutnya. Jangan gampang nyerah.

Hal penting lainnya adalah nikmati proses. Nikmati gimana capeknya ngurus ini itu, mondar-mandir kesana-sini, harus sabar nunggu berbulan-bulan, pokoknya sih kalau nggak dinikmati tuh bakal kerasa berat banget. Jadi, nikmati aja.

Kemudian, cover semua usaha kita sama doa, biar tangan Tuhan bekerja.

Nah, udah. Itulah tadi pengalaman saya mengikuti seleksi LPDP dan alhamdulillah lolos. Sekarang saya lagi persiapan untuk PK dan PB, kemudian seleksi tes masuk di UGM, jurusan Antropologi. Doakan semoga lancar yaa, saya doa juga buat kalian :))

Terimakasih, sampai jumpa lagi.

  • Share: